Instagram Depression
Tuesday, December 11, 2018
Suatu hari, di hari yang agak mendung ini Gue berkeinginan untuk menulis sebuah tulisan di blog tentang apa yang terjadi di sekeliling gue, yang dulu pernah gue rasakan, dan banyak dari orang-orang juga merasakan hal serupa. Dan kebetulan lagi senggang, mari menulis hehe.
Tentang Sosial Media, gue adalah orang yang aktif di sosial media. gue memiliki akun di beberapa sosial media seperti Instagram, Youtube, Twitter, Facebook, Pinterest, Linkedin dan baru lagi namanya Quora. Bagi gue semua sosial media ini punya manfaat masing-masing buat gue. bener-bener bermanfaat. Tapi mari kilas balik sebentar, dulu gue pernah merasa stress karena sosial media terkhusus instagram. Gue merasa hidup gue gak ada bahagia-bahagianya saat melihat begitu banyak orang-orang memposting foto-foto yang menggambarkan kehidupan yang bahagia luar biasa tiada tara.
Di Instagram gue bisa melihat beragam kehidupan, lifestyle, friendship, relationship dsb dari orang-orang di dunia tercintaah ini. Lalu apa yang terjadi ? gue membandingkan hidup gue dengan mereka-mereka yang kadang gue gak mengenal mereka secara personal. Saat itulah segala macam pikiran negatif memenuhi isi kepala "enak ya dia, kayaknya bahagia bgt hidupnya, ih mau, gimana ya bisa begitu, ah Tuhan gak adil banget, ihh paling dia ini itu ini itu" banyaklah keluhan-keluhan tidak bersyukur atas hidup sendiri itu keluar dari bibir mungilku ini.
Stress itu terjadi dalam beberapa bulan, merasa payah dan tak beruntung banget gue kala itu. gue sempat pamit sebentar dari instagram dan beberapa sosial media tapi balik lagi karena SADAR bahwa bukan instagram atau orang-orang di instagram yang salah. tetapi guelah yang salah dalam merespon kehidupan sosial gue. maka dari situlah gue mulai untuk memperbaiki cara menggunakan sosial media dan merespon sosial media.
Tidak cukup sampai di situ, ternyata banyak orang diluar sana juga stress bahkan sampai depresi karena sosial media. OMG Whats wrong? Teman-teman gue satu per satu menonaktifkan akun instagram mereka, ada yang merasa tak berarti karena sosial media membuat mereka membandingkan hidup orang dengan hidup mereka. Gue sempat ngobrol dengan mereka hingga pada akhirnya gue benar-benar membuat kesimpulan bahwa ini bukan hal yang sepele. Mungkin gue beruntung karena bisa bangkit dari perasaan-perasaan negatif itu. Kasus-kasus seperti ini ternyata gue temukan juga di beberapa curhatan orang di blog tentang mereka yang merasa lelah dan tak berarti karena sosial media.
Dear guys, ketahuilah diri kita sendirilah yang berkuasa untuk merespon apa yang terjadi kepada kita. kita gak bisa melarang orang-orang untuk tidak memposting kehidupan mereka di sosial media mereka, kita gak bisa melarang agar orang tidak memposting liburan mereka, gaya hidup mereka, tapi kita bisa membatasi diri untuk tidak begitu take serious di sosial media. Mulailah untuk menemukan formula untuk diri sendiri dalam bersosial media.
Depresi karena sosial media memang bukanlah sebuah lelucon ala dagelan, gue paham benar ini yang sedang menyerang beberapa pengguna sosial media. Hal ini bisa membuat self-love kita menjadi berkurang bahkan hilang. Terlebih jika hal ini menyerang orang-orang yang susah untuk bercerita kepada orang lain.
Setelah drama stress dan sedikit depresi terhadap sosial media menyerang gue, gue memutuskan untuk merubah cara gue memanfaatkan sosial media. Gue mulai merubah alur pikiran gue bahwa sosial media itu ada positifnya, kenapa gue gak menyelam dibagian positifnya ? di sosial media kita bisa tahu info terbaru, lowongan pekerjaan juga bahkan sering sekali di unggah di sosial media, acara-acara positif dipromosikan di sosial media, jual-beli, inspirasi fashion, desain dsb. Dan masih banyak lagi informasi positif di sosial media.
Gue memang termasuk orang yang jarang membuka explore di Instagram. tapi gue tetap melihat instastory teman-teman gue. Setelah merubah cara pandang gue terhadap instagram, gue mulai mengikuti beberapa akun yang positif yang berkaitan dengan passion gue yaitu tentang pemberdayaan perempuan. Gue juga mengikuti akun organisasi-organisasi sosial dan akun motivasi dan motivator. Menyenangkan? sangat. Gue jadi dapat ilmu ketika buka beberapa akun sosial media. Gak sampai di situ, di twitter pun gue mulai mengikuti akun-akun berita online dan public figure yang positif menurut gue.
Sejak saat itu, apa yang gue liat di sosial media berubah menjadi konten-konten positif. Gak lagi kehidupan ala-ala orang di luar sana. hahaha. Sejak saat itu pula, gue sering banget mendapat informasi-informasi tentang kegiatan yang berhubungan dengan meningkatakan kualitas diri dan memutuskan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dan yang menarik, instagram bagi gue sekarang adalah yang positif banget. Kenapa? ya jadi melalui direct messege di instagram, gue bisa catch up dengan beberapa orang yang prestasinya gue kagumi. Senang sekali. Selain itu juga, sosial media gue gunakan untuk mencari inspirasi, insipirasi untuk project-project gue dalam bidang pemberdayaan perempuan. Dan juga lowongan-lowongan pekerjaan yang bisa gue share lagi kepada teman-teman gue. Atau juga bisa untuk melihat kesempatan-kesempatan apa yang bisa menjadi bisnis.
Begitulah sefruitt cerita gue tentang sosial media, gue yakin kalian semua bisa keluar dari masa-masa seperti stress dan depresi karena sosial media. Gak ada salahnya untuk mencari sudut positif dari hal yang kalian pikir negatif. Sekian .....
0 comments