I Left My Heart in Labuan Bajo

Indonesiaku Masih Gelap Perjalanan gue kali ini ke Labuan Bajo adalah benar-benar perjalanan pertama kali dalam sejarah hidup gue. Gue j...

Indonesiaku Masih Gelap


Perjalanan gue kali ini ke Labuan Bajo adalah benar-benar perjalanan pertama kali dalam sejarah hidup gue. Gue juga ga pernah menyangka bisa menginjakkan kaki di salah satu tempat impian gue. Honestly, gue senang sekali bisa ke tempat impian dan melakukan sesuatu yang bermakna disana. Terlebih, Gue juga bisa menikmati kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupan gue selama ini. ya, di Dusun Tana Dereng lah gue bisa mendapatkan banyak hal baru. Hal-hal yang gue gak pernah pikirkan sebelumnya. Jika selama ini, gue menikmati fasilitas listrik 24 jam penuh setiap harinya. berbeda dengan mereka di dusun Tana Dereng. Mereka hidup tanpa listrik selama 24 jam dan setiap hari. hanya mengandalkan genset, itupun tak semua rumah memiliki mungkin bisa di hitung dengan jari. Selama di sana, gue sering kehabisan akal untuk menerka-nerka alasan Listrik belum masuk ke dusun ini. padahal, hanya 30 menit dari Labuan Bajo, dan hanya 2 jam lebih dengan pesawat dari Ibu kota. 

Listrik adalah hal yang selama 72 tahun Indonesia merdeka tak pernah mereka rasakan. Kesusahan air bersih adalah hal yang biasa bagi mereka. gue prihatin dengan hal ini, entah siapa yang harus dituntut akan kesenjangan ini ? gue prihatin dengan anak-anak kecil di sana, yang menikmati masa kecilnya dengan kegelapan sepanjang hari, hanya matahari yang memberikan mereka cahaya seolah semua baik-baik saja. Bahkan mungkin mereka tak pernah mengetahui informasi melalui TV atau sekedar menonton film kartun saat hari libur. bahkan, mereka harus rela sakit mata ketika harus belajar malam hari dengan lampu pelita. 
Selama disana, gue melihat semangat yang luar biasa setiap pagi saat mereka ke sekolah. mereka berbondong-bondong ke sekolah dengan wajah ceria. Mereka adalah anak-anak yang semangat dan aktif, selama 2 hari gue mengajar di SDI Munting Kajang, gue melihat aktif dan semangat mereka yang membara setiap kali gue berinteraksi dengan mereka entah sesi kuis ataupun challenge. Gue juga sempat berbincang dengan kepala desa setempat pak Yanto mengenai listrik di desa itu. Kata beliau, beliau sedang mengupayakan agar listrik masuk dengan segera akhir tahun 2017 ke dusun.  

Toleransi

Dusun tana dereng, adalah salah dusun di Desa Compang Longgo yang mayoritas penduduknya beragama kristen. Ketika di sana, gue menumpang di salah satu rumah warga bernama Pak Rendy dan Bu elen, mereka adalah umat kristiani. Di bawah atap rumah merekalah, gue merasakan sikap toleransi yang luar biasa. Masih teringat dalam benak, ketika gue baru saja tiba di rumah mereka. Ibu elen menghampiri gue dan berkata " Tika, Maafkan ya di rumah banyak anjing, tapi nanti akan ibu suruh di luar selama ada tika di rumah ". bukan hanya itu, bahkan saat akan menyembelih ayam untuk makan malam kita, pak Rendy memanggil gue dan meminta agar gue  yang menyembelih ayam sendiri menurut ajaran agama gue yakni Islam. sambil berkata "kami snagat menghargai agama kamu tika, maaf jika merepotkan harus menyembelih ayamnya". 

Ini bukan kali pertama gue berinteraksi dengan non-islam, tapi disinilah gue benar-benar merasa menjadi minoritas yang paling dihargai. Senang rasanya bisa mendapatkan keluarga baru disana.

Berusaha Menjadi Pribadi Yang Lebih Bersyukur

Dalam hidup, kadang gue terlalu banyak mengeluh. Kehidupan seolah tak ada habisnya, tak ada ujungnya. Padahal, Hidup kita bisa jadi lebih bahagia daripada hidup orang lain. Mungkin selama di Jakarta, gue selalu bisa dengan bebas menikmati segala pernak/pernik metropolitan. Bisa terus terang setiap waktu. bisa mandi dengan air bersih setiap waktu. dan kadang bersikap boros dengan listrik ataupun air. Padahal, di luar sana masih banyak orang-orang yang bahkan tak pernah menikmati listrik selama hidupnya. jarang menikmati air bersih dengan gampang. 

Kita bisa saja belajar dari hidup orang lain, atau mencoba keluar sejenak dari zona nyaman kita agar bisa melihat kehidupan dari sisi yang berbeda. dari sisi yang tak biasa. 

Dear Kak Tikaaaa.....

2 hari yang luar biasa dalam hidup gue telah gue lalui. yah memang terlalu singkat tapi banyak hal yang gue dapat dari perjalanan tugas ini. 
tepat tanggal 12 desember 2017, project gue selesai, gue harus balik ke Labuan Bajo, untuk menyusun laporan dan menikmati liburan singkat gue. ketika gue pamit di sekolah anak-anak menyodorkan surat, surat yang membuat gue berat untuk meninggalkan dusun itu. Tapi apalah daya gue, skripsi gue menunggu untuk di selesaikan. gue harus balik ke jakarta, melanjutkan hidup sebagai mahasiswi tingkat akhir yang dikejar deadline Skripsi. 
 


Cantiknya Indonesia

" jangan lupa untuk mengunjungi tempat wisatanya " begitulah kata Pak Bonggas. 

Labuan Bajo dikenal dengan tempat wisatanya yang luar biasa cantik-cantik. Pulau Padar, ini tempat yang KEREN BANGET bagi gue. 





Jadi ? Cantikkan gue atau viewnya ? kwkwkw 

Apa bagian yang paling menyenangkan dari tugas ini ?
-Bisa menikmati sisi lain kehidupan.
-Bisa melihat secara nyata mata anak-anak yang penuh impian
-Dan bisa menikmati Surga Indonesia di Labuan Bajo

"BE HAPPY NOT BECAUSE EVERYTHING IS GOOD, BUT BECAUSE YOU CAN SEE THE GOOD SIDE OF EVERYTHING"

You Might Also Like

1 comments

Translate