KEM(BALI)
Tuesday, October 15, 2019
Terkisahkan seorang anak perempuan, sebut saya Tika. loh kok seperti nama aku? hehe iya itu Aku.
Dua Bulan lalu, aku memutuskan untuk ke Jakarta lagi setelah 6 bulan lamanya berbahagia di Bali menghirup udara segar, sunset dan ombak pantai yang menenangkan. Ahh, Tika kenapa harus pergi ke Jakarta lagi sih?
Aku ke Jakarta karena ditawari pekerjaan di sebuah gedung yang selalu didemo. Aku ambil tawaran itu dengan ambisi yang menggebu-gebu. Sebenarnya aku juga tidak ingin meninggalkan Bali tetapi kadang memang harus salah untuk tahu benar. Bali bukan sekedar pulau yang cantik, tetapi aku merasakan "home" disana. Teman-teman yang selalu punya waktu untuk sunset dan bercengkrama ditemani ombak dan pasir pantai. Teman rasa keluarga. Yap, aku punya itu semua di Bali.
Setelah, tiba di Jakarta. Tidak ada perasaan bahagia. Entahlah aku memang sudah tidak nyaman lagi di Jakarta. Selain aku adalah anak yang senang kesana-kemari senang membawa diri ke dalam dunia perantauan. Ternyata aku juga sangat bahagia dengan kehidupan yang dekat dengan Pantai, sawah, sunset dan sebagainya. Jelas, tidak bisa aku temukan di Jakarta.
Belum lagi memulai kerja di gedung tersebut, hmm sudah ada drama. ahh sudahlah.
Aku akhirnya mengundurkan diri dan dalam waktu yang sama aku juga memiliki masalah dengan hubungan percintaanku. Benar-benar harus punya extra tenaga untuk menghadapi minggu yang sulit.
Psikologiku benar-benar terkena dampak, aku harus mengalami perubahan sikap dan perasaan setiap harinya.
Aku putuskan untuk menenangkan diri ke Jogja, Hanya dengan membawa 3 lembar baju. Untuk mengasingkan diri selama 11 hari disana. Menikmati lembutnya kota Jogja sangat membantu aku untuk istirahat sebentar dari sulitnya hidup yang sedang aku alami. Bagiku penting sekali untuk istirahat sebentar, menyiapkan tenaga lagi untuk menghadapi kerasnya hidup. Tidak apa-apa untuk jujur kepada orang lain kalau kamu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Memaksakan untuk tampil baik-baik saja juga lebih menguras tenaga :)
Bersyukur, keluarga, sahabat, dan teman baikku benar-benar mendukung dan ada pada saat itu. Entah apa jadinya Tika tanpa mereka. Aku berdiri sambil melihat reruntuhan istanaku yang runtuh. ahh harus ku tata kembali. Tetapi bingung mulai darimana :". Aku kemudian memperbaiki CV ku dan mendonlot beberapa aplikasi job seeker. Ahh akhirnya aku punya tenaga lagi untuk memulai, mulailah aku lamar satu persatu lowongan pekerjaan. Yang aku cari adalah di Bali dan Jakarta. Tetapi aku fokuskan ke Bali.
Masih berusaha keras untuk menemukan pekerjaan yang cocok.
Tetapi aku bahagia. Kesehatan mentalku membaik seiring berjalannya waktu.
Tetapi ... Aku harus kem(bali).
Jakarta tidak lagi rumah bagiku, aku tidak lagi nyaman di kota ini.
Aku harus kembali ke rumahku, Bali :)
0 comments